Apa yang menjadi dasar Tuhan ketika menghakimi manusia?
Kita dihakimi berdasarkan pengetahuan yang kita punya. Contohnya jika kita tahu bahwa berbohong untuk kebaikan itu dosa maka ketika kita lakukan hal tersebut kita berdosa. Lain ceritanya ketika kita belum mengetahui bahwa berbohong untuk kebaikan itu dosa maka kita tidak akan bersalah karena kita belum tahu bahwa hal tersebut adalah dosa.
Hal ini digambarkan di dalam Lukas 12:48 “Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.'” lebih lanjut di dalam Yohanes 15:22 “Sekiranya Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!”
Ayat-ayat di atas mau menyampaikan kepada kita bahwa semakin banyak kita tahu akan kebenaran, semakin banyak juga yang akan dituntut Tuhan dari kita karena kita dihakimi berdasarkan apa yang kita tahu.
Mungkin sekarang anda berpikir. Kalau begitu bukannya lebih kita tidak tahu supaya tidak dituntut oleh Tuhan?
Sebelum anda mengambil keputusan tersebut mari kita merenungkan satu ayat yang terdapat pada Hosea 4:6 “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.”
Dalam versi lain dicatatkan, “Umat-Ku dibinasakan karena kurang pengetahuan. Oleh karena kamu menolak pengetahuan itu, Aku pun menolak kamu menjadi imam bagi-Ku. Oleh karena kamu melupakan torah Elohimmu, Aku pun akan melupakan anak-anakmu.” (Hosea 4:6 – ILT3)
Suatu umat binasa karena kurang pengetahuan. Mengapa kurang pengetahuan? Karena mereka menolak pengenalan akan Allah, mereka menolak kebenaran. Dengan kata lain jika kita dengan cara sengaja menghindari pengetahuan akan kebenaran agar tidak dituntut, maka Tuhan tetap akan menghakimi kita berdasarkan kebenaran yang dengan sengaja kita hindari tersebut.
Yesus adalah kebenaran itu. Dia rindu untuk membebaskan kita dari jeratan dosa. Yesus berkata “kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.'” (Yohanes 8:32)
Jadi mulai sekarang janganlah kita takut untuk mengetahui kebenaran. Karena kalau kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk mengetahui kebenaran itu artinya kita sanggup untuk memahami dan melakukan kebenaran itu dengan bantuan Tuhan.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.