Ada seorang mahasiswa muda yang berjuang untuk membayar biaya kuliahnya.
Akhirnya… Bersama seorang temannya, ia memutuskan untuk menggelar konser musik dengan mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski di kampus.
Manajer sang pianis meminta biaya sebesar $ 2.000. Mereka akhirnya sepakat dan mulai bekerja untuk membuat konser sukses. Tapi sayangnya, mereka hanya bisa menjual tiket dengan total $ 1,600.
Mereka kecewa dan pergi ke Paderewski untuk menjelaskan kondisi mereka. Mereka memberikan uang $1,600 dan cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tersebut berjanji untuk melunasi cek secepatnya.
“Tidak” kata Paderewski. “Aku tidak dapat menerima.” Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata, “Ini uang $1,600 untuk biaya kuliah kalian. Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu dibayar!” Kedua mahasiswa terkejut dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kisah berlanjut… Paderewski menjadi Perdana Menteri Polandia. Dan ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan. Paderewski tidak tahu ke mana harus meminta bantuan. Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.
Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju untuk membantu dan akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.
Paderewski memutuskan pergi menemui Hoover untuk berterima kasih. Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih, Hoover cepat menyela dan berkata, “Anda tidak harus berterima kasih kepada saya. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yang lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka….”
Jangan pernah menghitung-hitung kebaikan yang telah diperbuat atau mengharapkan balas budi.
Tak heran Alkitab katakan, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6:9)
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.