Dalam suatu pertemuan doa, ada sebuah doa yang dipanjatkan oleh seorang wanita lanjut usia. Gantinya memohon berkat dari Tuhan, ia memberikan hidupnya sebagai persembahan yang hidup. Ia berdoa, “Tidak masalah akan apapun yang Engkau berikan di dalam hidupku, Tuhan. Hanya jadilah kehendak-Mu di dalam kami.”
Doa ini di dengar oleh Adelaide Pollard yang juga hadir di pertemuan doa itu, dan pada malam itu juga ia mengarang beberapa bait dari lagu hymn “Have Thine Own Way, Lord”
Jadilah Tuhan, kehendak-Mu
Engkaulah Khalik, aku debu
Jadikan aku sesuka-Mu
Aku menunggu di kaki-Mu
Hari ini, melalui kisah ini, kita diingatkan untuk belajar rendah hati di bawah kaki Sang Pencipta kita. Karena “kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu” dan hanya “Tuhan, Engkaulah Bapa kami!” (Yesaya 64:8). Hanya Tuhan yang mengerti kita, hanya Tuhan yang mengetahui apa yang terbaik baik kita.
Sama seperti Yesus di taman Getsemani yang berdoa, “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” (Matius 26:42).
Marilah kita merenungkan kehidupan kita, apakah kita sudah benar-benar berserah sepenuhnya kepada Tuhan? Dalam rencana-rencana kehidupan kita, dalam pekerjaan, dalam pendidikan, dalam keluarga, dan bahkan di dalam pelayanan kita, apakah kita sudah membuat Tuhan menjadi nomor satu dalam segala sesuatunya? Atau seringkali, di dalam doa-doa kita, kita hanya memperjuangkan apa yang kita mau, gantinya menyerahkan sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan?
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!”
Mazmur 139:23-24
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.