Renungan

Apa Dunia Lihat Yesus?

Ada sebuah lagu yang berjudul “Apa dunia lihat Yesus” yang liriknya adalah sebagai berikut:

Apa kita hidup dekat Yesus dalam kesibukan hidup kita?

Sehingga dunia melihat Yesus di dalam hidup kita?

Apa dunia lihat Yesus dalam aku, engkau juga? Dalam kasihmu itu, dalam bakti hidupmu Apa dunia lihat Yesus?

Itu lirik lagunya dan pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri pada saat kita menyanyikan lagu ini atau membaca teks ini “Apakah dunia sudah melihat Yesus dalam hidup saya? Ataukah dunia melihat saya sama seperti mereka pada umumnya?”

Seringkali tanpa disadari kita menyerupai dunia ini melalui kehidupan kita. 

Kita lebih suka duduk berjam-jam untuk menonton film-film duniawi daripada duduk diam satu jam untuk mendengarkan khotbah. Padahal “…iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17)

Kita lebih suka tetap tidur pulas daripada bangun pagi untuk berdoa seperti teladan yang Kristus sudah tunjukkan pada kita, yaitu “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Markus 1:35).

Kita lebih suka membaca koran, komik, novel, atau status di media sosial, maupun hal-hal duniawi dari gadget kita daripada Alkitab kita, padahal Tuhan ingin agar kesukaan kita “… ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” (Mazmur 1:2)

Kita lebih suka mendengarkan gosip yang orang sebarkan daripada mendengar amaran yang diberikan kepada kita padahal Tuhan berkata “Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.” (Wahyu 1:3)

Atau mungkin kita hanya berbicara dengan baik dan sopan saat kita berbicara dengan orang yang mungkin kita tidak kenal, teman, sahabat, atasan, orang yang kita kasihi, dan pacar kita, tetapi saat kita berbicara dengan saudara dekat atau orang tua kita, kita bisa berubah menjadi sangat kasar. Padahal hukum kelima berkata, “Hormatilah ayahmu dan ibumu . . .” (Keluaran 20:12)

Kita lebih suka dengan musik-musik dunia daripada musik-musik surgawi.

Kita lebih suka makan makanan yang tidak sehat daripada yang sehat.

Kita lebih tertarik pergi ke tempat hiburan daripada ke pertemuan-pertemuan rohani.

Mari kita renungkan lagi.

Apakah saya serupa dengan dunia ini? Ataukah kita memancarkan terang Kristus melalui hidup kita? 

Ingatlah! “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Kiranya Tuhan Yesus senantiasa memampukan kita untuk menjadi terang-Nya.

Selamat pagi, selamat persiapan menjelang Sabat, dan Tuhan memberkati.

Grow

Recent Posts

Perenungan 2 Samuel 16 – Tabiat Simei

Ada perikop yang menceritakan tentang Simei dan Daud. Baca kisah lengkapnya di pasal ini. Saya…

6 hours ago

Perenungan 2 Samuel 15 – Hasutan

Apakah kita pernah dihasut? Ataukah kita yang pernah menghasut orang lain untuk membenci seseorang? Hari…

1 day ago

Perenungan 2 Samuel 14 – Kasih Allah

Kemarin kita tahu kisahnya bahwa Absalom berpisah dengan Daud. “Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa…

2 days ago

Perenungan 2 Samuel 13 – Jangan Dibiarkan

Kejahatan yang dilakukan Amnon akhirnya mendatangkan malapetaka, yaitu Absalom mengadakan pembalasan kepada Amnon dengan cara…

3 days ago

Perenungan 2 Samuel 12 – Teguran

Baca kisahnya secara keseluruhan dan tentunya ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah…

4 days ago

Seri Lagu Anak – Naik Ke Atas Gunung

Mari kita memuji nama Tuhan melalui nyanyian. 🍒 LIRIK LAGU Seri Lagu Anak – Naik…

5 days ago