Apakah Anda masih ingat kesalahan Nadab dan Abihu pada waktu mereka di kemah pertemuan atau bait suci?
Kesalahan mereka hingga dihukum mati adalah karena menggunakan api asing.
Nadab dan Abihu adalah anak-anak Harun (Imamat 10:1) dan Harun adalah imam besar.
Mereka adalah imam dan saat itu mereka sedang bertugas di bait suci, tetapi mereka menggunakan “api asing” itu.
Saat ini juga ada “api asing” di sekitar kita. Entah mungkin kita sering melihatnya atau kita yang melakukannya.
“Pendeta menggunakan api asing jika ia memakai cerita-cerita dalam pembahasannya. Kebiasaan ini jangan diteruskan. Saudaraku, engkau percaya kebenaran, engkau mengasihi kebenaran, dan engkau tidak terlalu tua untuk memperbaiki. Engkau diminta oleh Juruselamat kita untuk berhati-hati akan bagaimana engkau bersaksi bagi-Nya. Engkau perlu menggali lebih dalam, dan lebih dalam, dan lebih dalam lagi dalam memperlajari Firman itu. Janganlah membuat kesan di pikiran orang lain bahwa engkau adalah pembicara yang murahan, dan hanya di permukaan saja. Hilangkan cerita-cerita dari khotbahmu. Khotbahkah Firman Tuhan.”
Letter 61 – 1896.5
Khotbahkan Firman Tuhan! Itulah yang juga dikatakan Paulus kepada Timotius.
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”
2 Timotius 4:2-5
Bagaimana dengan kita? Jika kita adalah pendeta atau pengkhotbah, apakah kita juga sering menggunakan “api asing” itu?
Mari refleksikan dalam diri kita masing-masing.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.