Seri Musik dan Para Reformator

Seri Musik & Para Reformator—Bagian 3

Kakak beradik John dan Charles Wesley adalah reformator yang juga banyak memberikan kontribusi di dalam musik gereja. Selain menerjemahkan himne bahasa Jerman ke bahasa Inggris, mereka juga menciptakan sendiri, seperti “And Can It Be?” (Dapatkah ‘Ku Disucikan), “Christ the Lord is Risen Today” (Penebus Bangkit Sudah), “Love Divine, All Love Excelling” (Kasih Surga yang Terindah), dan lainnya.

Selain itu, John Wesley juga memberikan beberapa poin tentang sikap yang baik dalam menyanyi memuji Tuhan. Ditulis dalam kata pengantar dari buku Sacred Melody, beberapa poin di antaranya adalah:

1. Menyanyilah dengan sepenuh hati dan dengan keteguhan hati. Hati-hati dengan nyanyian yang dinyanyikan seperti sedang setengah mati, atau setengah hidup, tetapi angkatlah suaramu dengan kuat. 

Hal ini seperti yang ditulis di dalam Efesus 5:19, “… berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.”

Catatan untuk kata “bersoraklah” di bagian akhir, jika kita melihat dari King James Version, kata yang digunakan adalah “making melody” jadi secara lengkap kalimat itu lebih tepat diterjemahkan “Bernyanyi dan buatlah/nyanyikan melodi bagi Tuhan dengan segenap hati.”

2. Menyanyilah dengan sederhana dan rendah hati. Jangan berteriak, yang membuat suaramu terdengar di atas atau berbeda dari jemaat yang lain, supaya tidak merusak harmoni, tetapi berusahalah untuk menyatukan semua suara bersama-sama, dan untuk membuat satu suara melodius yang jelas.

3. Di atas segalanya, menyanyilah secara rohani. Pusatkan matamu pada Tuhan di setiap kata yang engkau nyanyikan. Miliki tujuan untuk menyenangkan Dia daripada dirimu sendiri, atau ciptaan yang lain. Supaya Anda dapat melakukan hal ini, miliki pengertian tentang apa yang Anda nyanyikan, dan lihatlah bahwa hati Anda tidak terbawa dengan suara yang dihasilkan, tetapi dipersembahan secara terus menerus kepada Tuhan …

Dari apa yang sudah kita pelajari hari ini, marilah kita praktekkan dalam setiap ibadah kita secara jemaat maupun pribadi, sehingga hanya nama Tuhan yang dipuji dan dimuliakan.

Selamat pagi, selamat Sabat, dan Tuhan menyertai kita semua.

 

Grow

Recent Posts

Perenungan Yeremia 23 – Gembala dan Kawanan Domba

"Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" -- demikianlah firman TUHAN.”…

3 days ago

Perenungan Yeremia 22 – Menghabiskan Waktu untuk Kesenangan Pribadi

Hari ini saya tertarik membahas mengenai Yoyakim (baca ayat 13-19) khususnya ayat 13-17. “Celakalah dia…

4 days ago

Perenungan Yeremia 21 – Hidup adalah Pilihan

“Tetapi kepada bangsa ini haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menghadapkan kepada kamu jalan…

5 days ago

Perenungan Yeremia 20 – Suaranya Tidak dapat Dibungkam

Pernahkah kita berpikir untuk tidak menyampaikan kebenaran karena hasilnya malah menderita? Jika pernah, mari kita…

6 days ago

Perenungan Yeremia 19 – Jangan Keraskan Hati

"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini…

1 week ago

Perenungan Yeremia 18 – Bejana

Salah satu perikop pada pasal ini sangat terkenal hingga dibuat juga menjadi lagu. Tuhan menggunakan…

1 week ago