Jika kemarin kita fokus pada sisi persiapan sebelum ia berdoa, hari ini kita akan fokus pada isi doa itu sendiri (Nehemia 1:5-11).
Pertama, Pujian (ayat 5)
Di Alkitab, ada hampir 200 kali ajakan untuk kita memuji Allah. Ini bukanlah hal yang sedikit. Jika satu kata diulang berkali-kali, artinya hal itu penting dan memiliki makna yang dalam.
Saat kita memuji Tuhan, artinya kita sedang menyatakan kebesaran dan keagungan Tuhan yang tidak dimiliki siapapun yang lain, “sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.” (Mazmur 148:13).
Dan melalui pujian yang kita naikkan, kita akan semakin menyadari betapa tidak berdayanya kita sebagai manusia. Di hadapan Tuhan, kita hanyalah seorang hamba (ayat 6).
Kedua, Pengakuan (ayat 6-7)
Kita berdoa kepada Tuhan yang suci dan sempurna. Kita tidak layak untuk datang ke hadirat-Nya, tetapi Ia sendiri yang melayakkan kita untuk datang kepada-Nya melalui doa kita. Dan jangan sampai ada dosa atau hal yang tidak suci yang menghalangi kita dengan Tuhan.
Pengakuan dosa Nehemia memberikan kita teladan bahwa “yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu … ialah segala dosamu” (Yesaya 59:2).
Akui segala dosa kita secara pribadi kepada Tuhan, dan Ia yang adalah setia dan adil “akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan” (1 Yohanes 1:9).
Ketiga, Percaya (ayat 8-11)
Salah satu kunci doa adalah iman. Tidak ada gunanya kita berdoa jika kita tidak percaya akan janji Tuhan. Mungkin apa yang kita doakan tidak terjadi sesuai keinginan kita, tetapi percayalah bahwa jika kita datang kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, Ia akan bertindak dan akan menyediakan yang terbaik untuk kita. Mungkin kita tidak mengerti itu sekarang, tetapi suatu saat kelak kita akan mengerti.
Kiranya teladan Nehemia dapat kita terapkan dan mejadi kekuatan dalam kehidupan rohani kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.