Renungan

Surga adalah Tempat yang Menyiksa

Shalom, selamat Sabat!

Jika kita mendapat pertanyaan, “Apakah menurutmu Surga adalah tempat yang menyiksa?” apakah jawaban kita?

Mungkin jawabannya dari masing-masing kita bisa berbeda, mungkin ada yang menjawab ‘ya, Surga adalah tempat yang menyiksa bagi saya’ tetapi ada juga yang menjawab ‘tidak, Surga adalah tempat yang menyenangkan bagi saya.’

Kira-kira kenapa ada dua kemungkinan jawaban dari masing-masing kita? Bukankah seharusnya semua orang mengatakan bahwa Surga adalah tempat yang menyenangkan?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita sama-sama membaca kutipan dari buku Steps to Christ halaman 17 paragraf 2 yang berbunyi demikian: “Orang yang berdosa tidak senang di hadapan Allah, dia akan takut dan mengundurkan diri dari pergaulan dengan mahluk-mahluk yang suci. Sekiranya dia diperkenankan memasuki surga, hal itu tidak akan menggembirakannya … Pikiran-pikirannya, yang memikat hati-nya, motif-motif yang terdapat padanya, berlawanan dengan orang-orang yang tiada berdosa yang tinggal di sana. Dia akan menjadi satu bunyi sumbang dalam irama surga. Baginya surga adalah tempat penuh siksa; dia lebih suka lenyap dari Tuhan yang menjadi terang itu …” (Steps to Christ 17.2)

Jadi saat seseorang tidak berada di dalam kerajaan Surga “Bukannya Tuhan yang sewenang-wenang memerintahkan supaya orang jahat itu enyah dari surga, mereka sendirilah yang telah mengatupkannya dengan ketidaklayakan mereka menghadapi pergaulan yang terdapat di sana. Bagi mereka kemuliaan Allah akan menjadi satu bara api yang menyala-nyala. Mereka menyambut kebinasaan supaya mereka dapat terlindung dari wajah Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus mereka.” (Steps to Christ 17.2)

Jadi orang yang mengatakan bahwa Surga adalah tempat yang menyiksa adalah orang-orang berdosa yang tidak senang berada di hadapan Allah, orang-orang yang merasa bahwa bersama dengan Allah itu membosankan ataupun tidak menyenangkan. Mengapa? Karena mungkin kita berpikir di Surga tidak ada lagi game yang saya biasa mainkan atau di Surga tidak ada lagi drama korea, cina, animasi, ataupun film Hollywood yang bisa kita tonton. Bahkan mungkin kita berpikir surga ini membosankan atau menyiksa karena tidak ada lagi orang yang menjual rokok di sana.

Oleh karena itu, milikilah kebiasaan-kebiasaan atau gaya hidup surgawi walaupun saat ini kita tinggal di dunia. Itulah sebabnya di dalam Roma 12:2 menasihati kita, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Selamat Sabat dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Grow

Recent Posts

Perenungan 2 Samuel 16 – Tabiat Simei

Ada perikop yang menceritakan tentang Simei dan Daud. Baca kisah lengkapnya di pasal ini. Saya…

7 hours ago

Perenungan 2 Samuel 15 – Hasutan

Apakah kita pernah dihasut? Ataukah kita yang pernah menghasut orang lain untuk membenci seseorang? Hari…

1 day ago

Perenungan 2 Samuel 14 – Kasih Allah

Kemarin kita tahu kisahnya bahwa Absalom berpisah dengan Daud. “Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa…

2 days ago

Perenungan 2 Samuel 13 – Jangan Dibiarkan

Kejahatan yang dilakukan Amnon akhirnya mendatangkan malapetaka, yaitu Absalom mengadakan pembalasan kepada Amnon dengan cara…

3 days ago

Perenungan 2 Samuel 12 – Teguran

Baca kisahnya secara keseluruhan dan tentunya ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah…

4 days ago

Seri Lagu Anak – Naik Ke Atas Gunung

Mari kita memuji nama Tuhan melalui nyanyian. 🍒 LIRIK LAGU Seri Lagu Anak – Naik…

5 days ago