Kita perlu berhati-hati ketika meminta petunjuk atau nasihat atau pengajaran. Janganlah kita terkena tipu Setan. Mari kita baca ayat di bawah ini:
“Dan apabila orang berkata kepada kamu: ‘Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,’ maka jawablah: ‘Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada Allahnya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?’”
Yesaya 8:19
Mengapa ada nasihat demikian? Pena inspirasi menjelaskan hal tersebut. Mari kita baca bersama penjelasannya.
“Guru-guru palsu akan datang untuk menjauhkanmu dari jalan yang sempit dan gerbang yang sesak itu. Hati-hatilah terhadap mereka; walaupun tersembunyi dalam pakaian domba, dalam hati mereka adalah serigala-serigala yang sedang mencari mangsa. Yesus memberikan suatu ujian yang olehnya guru-guru palsu dapat dibedakan dari guru-guru sejati. ‘Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka,’ [Matius 7:20] kata-Nya.”
Thoughts From the Mount of Blessing 145.1
“Kita tidak diminta menguji pembicaraan mereka yang indah-indah dan pengakuan yang muluk-muluk. Mereka harus dinilai oleh firman Allah. ‘Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu. maka baginya tidak terbit fajar.’ ‘Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.’ Yesaya 8:20; Amsal 19:27.”
Thoughts From the Mount of Blessing 145.2
Pertanyaan bagi kita semua untuk kita renungkan ketika ada orang yang memberikan kita pengajaran atau nasihat atau petunjuk adalah “Pekabaran apa yang dibawakan guru-guru ini? Apakah itu membawamu untuk menghormati dan menakuti Allah? Apakah itu membawamu untuk menyatakan kasihmu kepada-Nya dengan setia memelihara hukum-hukum-Nya?” (Thoughts From the Mount of Blessing 145.2)
Jadi, berhati-hatilah dengan guru-guru palsu dan jadikanlah firman Tuhan sebagai acuan kita. Kiranya renungan hari ini boleh memberkati kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin