Apakah orang yang sudah mati bisa merasakan sakit, sedih, dan memiliki ingatan? Apakah mereka bisa bersyukur?
Alkitab berkata, “Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkhotbah 9:5)
Jadi orang yang mati tidak tahu apa-apa lagi. Kita perlu berhati-hati dengan ajaran bahwa orang yang sudah mati bisa memuji Tuhan atau merasakan sakit, dan lain-lain.
Lalu apa hubungan dengan bacaan kita hari ini? Bacalah secara keseluruhan kisah raja Hizkia, tetapi saya hanya akan fokus di ayat 18-19. Sebelum ke ayat tersebut, kita perlu tahu sekilas kisahnya.
Hizkia dinyatakan akan mati dan tidak akan sembuh, tetapi akhirnya umurnya diperpanjang lima belas tahun.
Dan “… sebagai jawaban kepada doanya, raja yang tahu berterima kasih itu memberikan pujian penghormatan kepada rahmat-Nya yang besar. Dalam nyanyian berikut ini ia menyatakan mengapa ia bersukacita: ‘Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini.’ Yesaya 38:18, 19.” (The Great Controversy 546.1)
Selain Hizkia, Pemazmur juga menyetujui kesaksian itu melalui apa yang ia tuliskan di dalam kitab Mazmur. Mari kita sama-sama membacanya.
“Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?”
Mazmur 6:6
“bukan orang-orang mati akan memuji TUHAN, dan bukan semua orang yang turun ke tempat sunyi.”
Mazmur 115:17
Jadi, ingatlah bahwa orang mati tidak tahu apa-apa. Dan selama kita masih hidup saat ini, maka mengucap syukurlah dalam segala hal.
Kiranya renungan ini boleh memberkati kita semua.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin