Saya teringat dengan seorang yang bernama Hana saat membaca ayat 17-18 yang berbunyi demikian, “Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang” (Mazmur 71:17-18)
Siapakah Hana? Hana adalah seorang nabiah (nabi perempuan) yang dicatatkan di dalam Lukas 2, yaitu kisah Yesus yang dibawa ke Yerusalem pada waktu pentahiran. Mari kita baca kisahnya: “Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.” (Lukas 2:36-38)
Jika Hana yang sudah berumur 84 tahun saja tetap menyampaikan kabar tentang Kristus ke banyak orang, bagaimana dengan kita? Apakah kita merasa sudah terlalu tua untuk memberitakan kabar kesukaan ini? Tentu saja tidak!
Jadi, berapa pun usia kita saat ini, sampaikanlah kepada semua orang injil yang kekal ini karena “… Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14)
Kiranya kita tetap setia di dalam menyampaikan pekabaran ini karena ingatlah kata Paulus, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1 Korintus 9:16)
Tetap semangat menginjil sampai akhir!
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.