Pasal ini adalah salah satu pasal yang sangat terkenal di mana Abraham diuji lagi oleh Tuhan imannya dan kali ini ujian imannya adalah mempersembahkan anaknya yang Tunggal. Anaknya yang sudah lama dinantikan. Apakah Abraham sanggup untuk melakukan apa yang Tuhan perintahkan? Bacalah pasal ini secara keseluruhan.
Siapkan waktu untuk membaca renungan hari ini, karena agak sedikit lebih panjang dari biasanya.
Mengapa Tuhan memberikan ujian ini?
“Agar ia dapat mencapai ukuran yang tertinggi, Allah telah menghadapkannya kepada satu ujian yang lain, yang terberat yang pernah dihadapi manusia. Dalam satu khayal pada waktu malam ia diperintahkan untuk pergi ke bukit Moria, dan di sana mempersembahkan anaknya sebagai satu korban bakaran di atas satu gunung yang telah ditunjukkan kepadanya.”
Patriarchs and Prophets 147.2
“Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’”
Kejadian 22:2
Bagi Abraham, itu adalah suatu hal yang mustahil dan mengerikan. Bagaimana ia bisa mencurahkan darah dari anaknya sendiri? Ketika ada perintah ini, apakah Abraham bergumul? Apakah Setan akan berusaha membuat Abraham melanggar perintah Tuhan?
“Setan ada di samping untuk membisikkan kepadanya bahwa ia pasti tertipu, karena hukum Allah perintahkan ‘jangan membunuh,’ dan Allah tidak akan menuntut sesuatu hal yang dilarangnya…. Abraham tergoda untuk mempercayai bahwa boleh jadi ia berada dalam lamunan. Dalam keragu-raguan dan kesedihannya ia sujud di atas bumi, dan berdoa, begitu rupa seperti yang belum pernah dilakukannya sebelumnya, ia meminta beberapa hal untuk meneguhkan perintah itu jikalau memang ia harus laksanakan tugas yang mengerikan itu…. tetapi tidak seorang pun yang datang untuk menolongnya. Kegelapan seolah-olah menyelubunginya; tetapi perintah Allah berdengung di telinganya: ‘Ambillah olehmu anakmu yang tunggal itu, yaitu Ishak yang kaukasihi.’ Perintah itu harus diturut dan ia tidak berlambat-lambatan. Harinya semakin dekat, dan ia harus memulai perjalanannya.”
Patriarchs and Prophets 148.3
Perjalanan itu memakan waktu sekitar 3 hari karena Alkitab mencatat, “Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.” (Kejadian 22:4)
Selama 3 hari ini, tentulah perjalanan Abraham tidak mudah.
“Hari itu —hari yang terpanjang dalam pengalaman hidup Abraham— dengan perlahan-lahan mendekati akhirnya. Sementara anaknya dan orang-orang muda itu tidur, ia gunakan malam itu untuk berdoa, masih mengharapkan bahwa beberapa pesuruh surga akan datang, dan mengatakan bahwa ujian itu sudah cukup, bahwa anak muda itu boleh kembali dengan selamat, kembali kepada ibunya. Tetapi tidak ada yang datang untuk meringankan beban yang menindih jiwanya itu. Setan ada dekat untuk membisikkan kebimbangan dan tidak percaya, tetapi Abraham menolak anjuran-anjuran Iblis itu.”
Patriarchs and Prophets 151.3
Dan pada akhirnya kita tahu bahwa Abraham tetap melakukan apa yang Allah perintahkan padanya, dan tepat saat ia mengambil pisau untuk menyembelih anaknya, barulah ada suara yang menyuruhnya untuk berhenti (baca kisah lengkapnya di pasal ini).
Dari pasal ini tentu ada banyak hal yang bisa kita ambil, tetapi saya ingin membagikan dua hal.
Pertama, setan tidak akan tinggal diam! Dia akan berusaha agar kita tidak percaya kepada perintah Allah. Kita harus berhati-hati. Kenali suara Tuhan dan kita tidak akan mudah ditipu oleh Setan.
Kedua, miliki iman seperti Abraham. Walaupun ada beberapa kali ia gagal dalam ujian iman, kita tahu bahwa Abraham disebut sebagai bapa orang beriman. Pada akhirnya ia menjadi pemenang. Jadi jika hari ini kita gagal menghadapi ujian iman, jangan menyerah. Tetaplah berdoa meminta pertolongan Tuhan agar di sanggupkan menghadapi semuanya dan pada akhirnya kita kedapatan tetap setia sampai akhir.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin