Berbohong, bercanda, menggosip adalah beberapa contoh perkataan yang tidak seharusnya keluar dari lidah kita, termasuk menghina orang lain yang terkadang kita sering anggap juga bercandaan karena “Tuhan akan membuat kita bertanggung jawab atas satu kata saja yang kita ucapkan yang menghina satu orang yang untuknya Kristus mengorbankan hidup-Nya.” (Thoughts From the Mount of Blessing 56.3)
Jika malaikat mencatat semua perkataan kita, entah yang baik atau yang jahat, apa yang harus saya lakukan atau katakan?
Di dalam percakapan kita dengan teman-teman, biarlah rencana keselamatan dijadikan tema di dalam percakapan kita dan yang harus kita lakukan adalah melatih lidah kita.
“Pelatihan lidah harus dimulai dari diri sendiri secara pribadi. Mari kita berhenti membicarakan kejahatan orang lain.”
Reflecting Christ 283.2
Apakah kita sudah dapat menguasai lidah kita?
Yakobus berkata, “Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.” (Yakobus 3:7-9)
Lalu siapa yang berkuasa menjinakkan lidah? Bukankah kita harus melatih lidah kita sendiri?
Ya! Kita harus melatih lidah kita, tetapi ingatlah untuk selalu meminta bantuan dari-Nya, kita harus tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita karena Ia berkata, “… sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)
Jadi itulah pentingnya mengendalikan diri dalam segala hal, termasuk perkataan kita karena di dalam buah roh juga terdapat “…penguasaan diri…” (Galatia 5:23)
Biarlah seri perkataan ini boleh memberkati kita semua untuk bisa lebih berhati-hati dalam berkata-kata.