Shalom, selamat Sabat!
Tuhan ingin kita mencapai standar yang tinggi. Oleh karena itu, “Buatlah keputusan untuk mencapai standar yang tinggi … bertindaklah bagaikan Daniel, gigihlah terus menerus; dan tidak ada yang dapat dilakukan oleh musuh untuk menghalangi kemajuanmu sehari-hari.” (Mind, Character, and Personality, Vol. 1, 104.4)
Standar tinggi yang kita harus miliki adalah standar yang sesuai dengan firman Tuhan. Janganlah kita menurunkan standar yang Tuhan sudah berikan kepada kita. Belajarlah dari kehidupan Daniel yang memiliki standar yang tinggi dalam segala aspek kehidupan. Apa saja standar Daniel yang dicatat di Alkitab?
Pertama, standar Daniel mengenai apa yang ia makan dan minum seperti yang dicatat di Alkitab, yaitu “Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja ….” (Daniel 1:8) karena ia tahu dengan pasti bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi bisa mempengaruhi pertimbangan yang akan dibuatnya, termasuk juga bisa mempengaruhi pertimbangan kehidupan kekal atau keselamatan.
Kedua, standar Daniel mengenai segala pengetahuan, rahasia, dan kebijaksanaan adalah dari Tuhan. Daniel berkata kepada Raja bahwa, “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia; Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang ….” (Daniel 2:27-28). Dari sini kita melihat bagaimana tidak ada kredit sedikit pun yang diambil oleh Daniel saat ia bisa mengartikan mimpi raja, sebaliknya ia meninggikan Tuhan yang adalah sumber hikmat dan pengetahuan. Standar hidup untuk tetap rendah hati dan ingat bahwa segala keahlian, kebijaksanaan, pengetahuan, rahasia, dan kepintaran itu berasal dari Tuhan.
Ketiga, standar Daniel dalam pekerjaannya. Banyak orang, yaitu “… para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apa pun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.” (Daniel 6:5). Artinya dalam pekerjaannya pun, ia selalu bertindak setia, jujur, dan tidak pernah ditemukan kesalahan. Itulah yang Yesus juga lakukan selama Ia membantu ayahnya sebagai tukang kayu. Ia sangat teliti dan tidak pernah melakukan kesalahan. Bagaimana dengan kita?
Keempat, standar Daniel dalam berdoa. Ia akan tetap berdoa kepada Allah walaupun ada perintah bahwa “… barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.” (Daniel 6:8). Ini adalah sebuah teladan kita agar kita tetap teguh dalam mempertahankan kebenaran.
Setidaknya ada empat hal ini yang bisa kita pelajari dari Daniel. Kiranya standar yang Tuhan sudah berikan bisa kita lakukan dan teladan dari Daniel boleh membuat kita lebih baik lagi dalam menjalani kehidupan kita.
Selamat Sabat dan Tuhan memberkati.