Melanjutkan renungan kita kemarin, kita akan melihat manfaat lain dari memberi.
3. Memberi meningkatkan kerjasama dan koneksi sosial.
“Ketika kita memberi, kita akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menerima kembali. Beberapa penelitian, termasuk hasil kerja sosiologis Brent Simpson and Robb Willer, telah mengemukakan bahwa ketika kita memberi untuk orang lain, kedermawanan kita memiliki kemungkinan lebih besar untuk dihargai oleh orang lain—terkadang oleh orang yang kita beri, terkadang oleh orang lain.
Pertukaran ini meningkatkan sebuah perasaan percaya dan kerjasama yang menguatkan ikatan kita dengan orang lain—dan para peneliti telah menunjukkan bahwa dengan memiliki interaksi sosial yang positif itu penting untuk mental yang baik dan kesehatan fisik. Sebagaimana yang dituliskan oleh peneliti John Cacioppo dalam bukunya Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection, ‘Lebih luas timbal balik sifat tidak mementingkan diri sendiri dihasilkan dalam hubungan sosial . . . lebih besar kemajuan dalam hal kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan.’
Terlebih lagi, ketika kita memberi, kita tidak hanya membuat mereka lebih dekat kepada kita; kita juga merasa lebih dekat dengan mereka. ‘Berbuat baik dan dermawan memimpin kita untuk melihat orang lain lebih positif dan lebih murah hati,’ tulis Lyubomirsky di dalam bukunya The How of Happiness, dan hal ini ‘mendorong sebuah perasaan saling ketergantungan dan kerjasama yang lebih tinggi di dalam komunitas sosial.’”
4. Memberi membangkitkan rasa ucapan syukur.
“Entah kita di sisi pemberi atau penerima, hadiah itu dapat memberikan rasa ucapan syukur… Dan para peneliti telah menemukan bahwa rasa ucapan syukur ini tidak terpisahkan dari kebahagiaan, kesehatan, dan ikatan sosial.
Robert Emmons dan Michael McCullough, co-directors dari Research Project on Gratitude and Thankfulness, menemukan bahwa mengajarkan para mahasiswanya untuk “menghitung berkat-berkatmu” dan menanamkan rasa ucapan syukur membuat mereka lebih banyak berolahraga, lebih optimis, dan merasa lebih baik tentang kehidupan mereka secara keseluruhan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nathaniel Lambert di Florida State University menemukan bahwa menunjukkan rasa ucapan syukur kepada teman dekat atau pasangan secara romantis dapat menguatkan rasa hubungan dengan orang tersebut.
Barbara Fredrickson, seorang peneliti kebahagiaan, menyatakan bahwa memupuk rasa ucapan syukur dalam kehidupan sehari-hari adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kebahagiaan pribadi. ‘Ketika Anda mengekspresikan ucapan syukur di dalam perkataan atau perbuatan, Anda tidak hanya mendorong sifat positif diri kita sendiri tetapi juga milik orang lain,’ ia menulis di dalam bukunya Positivity. ‘Dan di dalam proses Anda memperkuat kebaikan mereka dan mempererat hubungan satu sama lain.’”
Itulah sebabnya,Tuhan pun ingin kita untuk selalu mengucap syukur karena Alkitab mencatat bahwa “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18)
Maukah kita juga menikmati manfaat kesehatan dari memberi yang telah kita pelajari hari ini? Jika kita melihat dunia ini yang menuju kepada kehancurannya ini penuh dengan kasih yang sudah menjadi dingin, peperangan antar saudara, suku, bahkan bangsa, dan segala sesuatu yang jauh dari sukacita dan kedamaian, bukankah menjadi harapan kita untuk memiliki kehidupan yang lebih baik? Seperti yang telah kita baca kemarin “… Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kisah Para Rasul 20:35), marilah kita menghidupkan firman Tuhan ini. Dan dengan demikian, kita menjadi saksi akan Tuhan yang penuh kasih.
Kita akan melanjutkan poin yang lainnya di renungan besok. Selamat pagi dan Tuhan memberkati.