Perubahan yang ketiga adalah hancurnya tembok prasangka dan permusuhan antara orang Yahudi dan Samaria. Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Seperti yang telah kita pelajari bahwa permusuhan ini telah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu dan telah terjadi dari generasi ke generasi. Bercakap-cakap dianggap sebagai hal yang sangat aneh, seperti yang terjadi dengan murid-murid Yesus. “Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. ….” (Yohanes 4:27).
Tetapi dengan pengenalan kepada Yesus, prasangka dan permusuhan ini dapat dipatahkan.
“Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: ‘Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?’ Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: ‘Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.’ Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’ Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea.”
Yesus tidak hanya berbincang-bincang dengan orang-orang di wilayah Samaria, tetapi Yesus bahkan menginap dua hari lamanya disitu. Sungguh indah kebenaran Tuhan yang dapat menyatukan semua orang, suku, bangsa, dan bahasa.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.