Setelah kita mempelajari latar belakang Saulus, hari ini kita akan mulai mempelajari Kisah Para Rasul 9.
Pada saat itu Saulus masih berkobar-kobar dalam mengancam dan membunuh para pengikut Tuhan. Tetapi para pengikut Tuhan tidak putus asa dalam penganiayaan itu, sebaliknya “mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” (Kisah Para Rasul 8:4)
Salah satu kota yang menerima kebenaran adalah Damsyik, oleh karena itu Saulus pergi ke sana untuk menangkap pada pengikut Tuhan (Kisah Para Rasul 9:1-2).
Namun, “dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu,” perjalanannya harus terhenti, karena “tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia (ayat 3).” Singkat cerita cahaya itu membuat Saulus buta (ayat 3).
Mari kita mendalami bagian pertama di ayat 3. Saat itu Saulus berjalan ke Damsyik, sebuah kota di negara Siria yang terletak di bagian utara Yerusalem. Kota itu cukup penting di Siria dan memiliki tanah yang indah dan subur.
Dalam perjalanannya ke Damsyik, Saulus menuju ke kota itu dengan sebuah rencana, dengan sebuah misi, dengan sebuah tujuan. Sayangnya semua rencananya harus terhenti sebelum ia tiba disana.
Apa aplikasi yang dapat kita pelajari?
Di dalam kehidupan, kita pasti berjalan dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai, entah itu dalam pendidikan, pekerjaan, keluarga, bahkan pelayanan sekalipun. Mungkin saat ini kita sedang menuju “Damsyik” modern, sebuah rencana kehidupan yang kita pandang baik dan indah.
Namun, terkadang sebelum kita tiba di “Damsyik” ada sebuah teguran dari Tuhan yang datang pada kita yang bahkan menggagalkan semua rencana kita. Apa yang kita pandang baik, harus terhenti.
Tetapi seperti kisah Saulus, suatu kegagalan mungkin adalah hal yang Tuhan ijinkan untuk kita lalui, karena disitulah kita akan benar-benar melihat bahwa Tuhan masih memperhatikan kita sehingga Ia menghentikan arah kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Karena itu, jika rencana kita gagal, jangan putus asa, karena pasti ada sebuah pelajaran yang Tuhan ingin sampaikan. Dekatkan diri kita pada Tuhan dan mohon pada-Nya untuk menunjukkan jalan yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya.
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Amsal 3:5-6
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.