Mengapa Eli bisa dikatakan sebagai seorang bapa yang tidak memerintah rumah tangganya sendiri?
Bacalah kisah Eli dan anak-anaknya di dalam 1 Samuel 2:12-36.
Tuhan menegur Eli melalui perantara abdi-Nya: “…. mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku ….” (1 Samuel 2:29)
“Oleh karena menyukai damai dan hidup yang senang, ia tidak menjalankan wewenangnya untuk memperbaiki kebiasaan serta nafsu yang jahat anak-anaknya.”
Patriarchs and Prophets 575.1
Dan mungkin seringkali kita juga seperti itu. Saat kita sebagai orang tua membiarkan anak-anak kita melakukan yang salah tanpa ditegur atau tanpa diperbaiki, maka kita akan melihat hasilnya di kemudian hari.
Ada sebuah kisah dimana seorang ibu yang sangat sibuk tidak sempat mengurus anaknya.
Setiap kali anaknya pulang sekolah dan bercerita bahwa ia mencuri buah tetangga, menyontek, dan perbuatan buruk lainnya, ibunya selalu mengatakan ‘iya nak, bagus’
Karena sibuknya ibu ini, ia tidak terlalu memperhatikan apa yang anaknya katakan. Dia selalu katakan boleh dan bagus agar anaknya tidak mengganggu pekerjaannya.
Saat ia dewasa, ia menjadi seorang pencuri dan pembunuh hingga akhirnya dia akan dihukum mati. Saat ia akan dihukum mati, ia memiliki keinginan terakhir untuk bertemu ibunya.
Saat ia bertemu ibunya, kalimat yang ia ucapkan adalah: ‘Ibu yang membuat saya menjadi seperti ini. Ini salah Ibu! Mengapa dari kecil tidak pernah Ibu katakan bahwa apa yang saya lakukan salah?!’
Kisah ini mengajarkan kita untuk mau dan berani menegur anak kita jika mereka berbuat salah.
Teguran untuk seorang anak yang melakukan kesalahan itu penting “karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan.” (Amsal 6:23)
Kiranya renungan kita pada hari ini mengingatkan kita untuk berani menegur jika memang anak kita berbuat salah, tetapi menegur dengan penuh kasih bukan dengan amarah.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.