Seri Harta yang Terpendam

Harta yang Terpendam (Bagian 14) – Ucapan Orang Lain Diterima Sebagai Kebenaran

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.”

Matius 13:44

Seperti perumpamaan ini, harta itu terpendam atau tersembunyi dan kita harus menggalinya untuk menemukannya. Demikianlah dengan Firman Allah haruslah kita selidiki.

… tetapi banyak manusia gagal untuk mendapatkan harta ini, sebab mereka tidak menyelidikinya sampai menjadi miliknya. Banyak sekali orang puas dengan dugaan-dugaan saja mengenai kebenaran. Mereka merasa puas dengan suatu pekerjaan yang dangkal, memegang jaminan bahwa mereka telah memiliki segala sesuatu yang penting. Mereka menerima ucapan orang lain sebagai kebenaran, mereka terlalu lengah untuk belajar sendiri dengan tekun, sebagaimana yang digambarkan penggali harta yang tersembunyi. Tetapi penemuan manusia bukan saja tidak dapat dipercayai, melainkan adalah berbahaya; karena mereka menempatkan manusia di mana Allah seharusnya ditempatkan. Mereka menempatkan ucapan manusia di mana seharusnya ‘demikianlah firman Tuhan’ ditempatkan.”

Christ’s Object Lessons 109.1

Dari sini kita diingatkan untuk belajar dari orang-orang Berea yang menyelidiki Kitab Suci, bukan hanya percaya kepada apa yang dikatakan oleh orang lain. Mari kita baca ayatnya, “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” (Kisah Para Rasul 17:11)

Perhatikan ayat tersebut, orang-orang Yahudi di Berea menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui apakah semuanya itu benar demikian. Artinya mereka tidak hanya mempercayai apa yang dikatakan oleh orang, tetapi mereka akan menyelidikinya lagi untuk mengetahui kebenaran.

Begitu juga dengan kehidupan kita saat ini, siapa pun yang berbicara, entah orang terdekat kita, orang yang paling kita percayai, atau pun ministry kami (Grow) yang mengirimkan renungan ini, dan bahkan pendeta sekali pun, kita harus menyelidiki Kitab Suci secara pribadi untuk mengetahui kebenaran itu.

Semua renungan dari kami (Grow ministry) juga harus diselidiki lagi apakah yang kami bagikan ini benar atau tidak.

Kiranya renungan pada hari ini boleh mengajak kita bersama untuk menyelidiki Kitab Suci secara pribadi untuk bisa mendapatkan harta terpendam itu.

Selamat pagi dan Tuhan memberkati.

Grow

Recent Posts

Perenungan Yeremia 23 – Gembala dan Kawanan Domba

"Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!" -- demikianlah firman TUHAN.”…

3 days ago

Perenungan Yeremia 22 – Menghabiskan Waktu untuk Kesenangan Pribadi

Hari ini saya tertarik membahas mengenai Yoyakim (baca ayat 13-19) khususnya ayat 13-17. “Celakalah dia…

4 days ago

Perenungan Yeremia 21 – Hidup adalah Pilihan

“Tetapi kepada bangsa ini haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menghadapkan kepada kamu jalan…

5 days ago

Perenungan Yeremia 20 – Suaranya Tidak dapat Dibungkam

Pernahkah kita berpikir untuk tidak menyampaikan kebenaran karena hasilnya malah menderita? Jika pernah, mari kita…

6 days ago

Perenungan Yeremia 19 – Jangan Keraskan Hati

"Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan ke atas kota ini…

1 week ago

Seri Musik & Para Reformator—Bagian 3

Kakak beradik John dan Charles Wesley adalah reformator yang juga banyak memberikan kontribusi di dalam…

1 week ago