“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.”
Matius 13:44
Seperti perumpamaan ini, harta itu terpendam atau tersembunyi dan kita harus menggalinya untuk menemukannya. Demikianlah dengan Firman Allah haruslah kita selidiki.
“… tetapi banyak manusia gagal untuk mendapatkan harta ini, sebab mereka tidak menyelidikinya sampai menjadi miliknya. Banyak sekali orang puas dengan dugaan-dugaan saja mengenai kebenaran. Mereka merasa puas dengan suatu pekerjaan yang dangkal, memegang jaminan bahwa mereka telah memiliki segala sesuatu yang penting. Mereka menerima ucapan orang lain sebagai kebenaran, mereka terlalu lengah untuk belajar sendiri dengan tekun, sebagaimana yang digambarkan penggali harta yang tersembunyi. Tetapi penemuan manusia bukan saja tidak dapat dipercayai, melainkan adalah berbahaya; karena mereka menempatkan manusia di mana Allah seharusnya ditempatkan. Mereka menempatkan ucapan manusia di mana seharusnya ‘demikianlah firman Tuhan’ ditempatkan.”
Christ’s Object Lessons 109.1
Dari sini kita diingatkan untuk belajar dari orang-orang Berea yang menyelidiki Kitab Suci, bukan hanya percaya kepada apa yang dikatakan oleh orang lain. Mari kita baca ayatnya, “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” (Kisah Para Rasul 17:11)
Perhatikan ayat tersebut, orang-orang Yahudi di Berea menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui apakah semuanya itu benar demikian. Artinya mereka tidak hanya mempercayai apa yang dikatakan oleh orang, tetapi mereka akan menyelidikinya lagi untuk mengetahui kebenaran.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.