Ada sebuah teladan lain yang pada waktu saya baca, saya merasa tersentuh dengan apa yang Ia lakukan. Mari kita sama-sama baca di dalam buku The Story of Jesus yang mencatatkan bahwa “Uang-Nya hanya sedikit untuk disumbangkan, tetapi sering la menyangkal diri sendiri, berkorban dengan makanan hanya untuk membantu orang lain.” (The Story of Jesus 38.3)
Bayangkan bahwa Yesus yang memang bukan orang kaya, tetapi Ia mau menyangkal diri dan berkorban untuk orang lain sehingga Ia sendiri mungkin hari itu tidak makan. Apakah kita pernah melakukan hal ini? Pernahkah kita seperti Yesus? Bukankah ini adalah suatu teladan yang luar biasa?
Menyangkal diri bukanlah suatu hal yang mudah karena terkadang ego kita muncul, terkadang kita masih mementingkan diri sendiri, tetapi dari sini kita melihat teladan Yesus yang luar biasa yang mungkin kita sama-sama akan doakan agar kita bisa menjadi seperti Kristus dalam hal penyangkalan diri dan juga pengorbanan.
Jadi teladan kesebelas yang kita bisa tiru dari Yesus adalah rela berkorban untuk membantu orang lain dan menyangkal diri.
Tak heran Yesus sendiri berkata, “… Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24)
Apa saja yang harus kita sangkal? Bisa macam-macam. Mungkin kita harus menyangkal diri dalam hal makanan, pakaian, hiburan, dan lain-lain. Kita memilih untuk mengorbankan kesukaan kita untuk menolong orang lain. Hal itu tidak mudah, tetapi inilah salah satu dari teladan Yesus yang Ia tunjukkan kepada kita agar kita bisa mengetahui bahwa Bapa juga memiliki karakter yang sama dan kita pun pada akhirnya harus memiliki karakter seperti itu.
Kiranya renungan kita pada hari ini boleh mengingatkan kita untuk selalu memandang kepada Kristus agar hidup kita berubah semakin serupa dengan karakter Kristus, yaitu rela berkorban bagi orang lain dan menyangkal diri.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.