Peribahasa kita hari ini adalah “Bagai musuh dalam selimut” artinya: Teman dekat yang berkhianat.
Pernahkah kita dikhianati oleh orang terdekat kita, entah itu keluarga, pasangan, sahabat, bahkan rekan kerja kita?
Jika kita pernah, bagaimana perasaanmu? Lalu apa yang kalian lakukan saat dikhianati? Pastilah kita akan merasa sedih dan kecewa bukan? Tetapi apa yang harus kita lakukan jika kita dikhianati? Apakah kita akan membalasnya? Mari kita lihat bagaimana respon Yesus saat dikhianati.
Saat saya mengerti arti peribahasa ini, saya langsung teringat dengan kisah Yudas yang mengkhianati Yesus.
Bacalah Yohanes 13 secara keseluruhan. Yesus sebenarnya tahu bahwa Yudas akan menyerahkan Dia kepada para imam, tetapi Ia tetap membasuh kaki semua murid-murid-Nya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap akan memaafkan atau berbuat baik jika orang terdekat kita ternyata mengkhianati kita?
Ikutilah teladan Yesus yang tidak marah, membenci, ataupun mengucapkan kata-kata kasar kepada orang yang mengkhianati Dia.
Itulah sebabnya Yesus mengajari kita, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” (Matius 5:43-44)
Yesus melanjutkan perkataan-Nya, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:46-48)
Kiranya kita semua bisa memaafkan dan tetap berbuat baik walaupun orang terdekat kita mengkhianati kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.