Kita telah belajar bahwa Nehemia memilih fondasi yang paling baik dan kokoh dalam pembangunan Yerusalem—DOA. Hari ini kita akan “membedah” fondasi doa yang tertulis di dalam Nehemia 1:4-11.
Pertama, Doa Nehemia tidak hanya dilayangkan dengan begitu saja. Ia memberikan waktu yang khusus untuk berdoa. Ia tidak hanya berdoa pada waktu ia punya waktu luang, tetapi memberikan waktunya bahkan dengan “berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit” (Nehemia 1:4).
Apakah kita benar-benar menyiapkan waktu, hati, dan pikiran sebelum berdoa? Ataukah memberikan “waktu sisa” dalam doa kita kepada Tuhan—misal sebelum berangkat kerja, atau sesaat sebelum tidur?
Tuhan bukan “pengemis” waktu kita. Ia adalah Tuhan yang adalah prioritas hidup kita, sebagaimana Ia telah memprioritaskan kita sehingga Ia rela mengorbankan hidup-Nya. Itulah mengapa di awal seri ini kita meneladani Yesus yang memberikan waktu khusus di pagi-pagi benar sebelum Ia sibuk dengan tugas pelayanan-Nya.
Kedua, Berpuasa dan berdoa.
Ezra 8:21, “… aku memaklumkan puasa supaya kami merendahkan diri di hadapan allah kami dan memohon kepada-nya jalan yang aman bagi kami…”
Puasa Nehemia adalah sebagai pernyataan bahwa ia benar-benar menyadari akan dirinya yang tidak mampu dalam memimpin pembangunan Yerusalem. Lebih dari menahan hawa nafsu dan keinginan daging kita, ia menyerahkan segala pikiran dan perbuatannya untuk menjadi seturut dengan kehendak Tuhan.
Bagaimana dengan kita? Apakah dalam doa kita menyatakan ketidak-berdayaan diri kita?
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Karena itu Yohanes 3:30 katakan, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” sehingga rancangan damai sejahtera Tuhan yang terjadi dalam hidup kita.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.