Ditengah tenarnya bersepeda saat ini mungkin ada beberapa di antara kita memiliki berbagai jenis sepeda. Tetapi hanya beberapa orang yang memiliki sepeda tandem. Apa itu sepeda Tandem?
Sepeda tandem adalah sepeda yang dikendarai oleh dua ornag walaupun juga di kembangkan variasi untuk bisa dikendarai oleh beberapa pengendara.
Sepeda tandem ditemukan mulai sekitar pertengahan tahun 1880. Pada tahun 1898 Mikael Pedersen mengembangkan sepeda tandem untuk dua orang yang diberi nama Pedersen Bicycle atau sepeda Pedersen.
Mengapa sepeda ini diberi nama tandem? Karena dalam bahasa inggris, tandem artinya berdua atau ‘two by two’ artinya berdua-dua.
Sepeda tandem identik dengan pengendara dua orang. Uniknya dari pemberian nama tandem ini, memberi tahu kepada setiap orang bahwa pengendara sepeda tandem (2 orang) akan melaju dengan kecepatan dan irama kayuh pedal mereka yang sama.
Sama seperti sepeda tandem, Pencipta kita menciptakan Adam dan Hawa memiliki tujuan. Tujuan Allah ditulis di dalam Kejadian 2:18, “TUHAN Allah berfirman: ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.’”
Tuhan menciptakan manusia berpasangan memiliki tujuan untuk membuat mereka berjalan bersama dan saling mengasihi.
Sepeda tandem akan sangat sukar dikendarai oleh satu orang pengendara saja, walaupun tetap bisa dijalankan walaupun hanya seorang diri saja. Tetapi biasanya seorang pengendara tandem ini akan sukar mengatur keseimbangan, akan lebih berat untuk mengayuh pedalnya.
Pertanyaannya “Jika dua pengendara sepeda tandem tidak ada kesepakatan, akankah sepeda itu berjalan?” Jika pengendara depan mengayuh dengan kaki kanan maka pengendara belakang juga akan mengayuh dengan kaki kanan sehingga sepeda itu akan berjalan dengan baik.
Itulah sebabnya Tuhan juga berkata, “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?” (Amos 3:3)
Oleh karena itu sepeda tandem juga menjadi gambaran untuk kita saling mendukung. Ada sebuah nasihat dari buku Membina Keluarga Bahagia yang menyatakan bahwa “Dalam persekutuan hidup, segala cita-cita hidupmu hendaklah menyokong kepada kebahagiaan bersama. Haruslah masing-masing mendukung kebahagiaan yang lain. Inilah yang menjadi kehendak Allah terhadap kamu.”(Membina Keluarga Bahagia 96.3)
Oleh karena itu, marilah kita saling mendukung agar bisa merasakan kebahagiaan yang sejati.
Selamat Pagi dan Tuhan memberkati.