Bacaan kita hari ini tidak terlalu panjang, tetapi yang menarik perhatian saya adalah ketaatan dari nabi Yesaya kepada perintah Tuhan. Mari kita baca keseluruhan kisahnya di pasal ini.
“Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN melalui Yesaya bin Amos. Firman-Nya: ‘Pergilah dan bukalah kain kabung dari pinggangmu dan tanggalkanlah kasut dari kakimu,’ lalu ia pun berbuat demikian, maka berjalanlah ia telanjang dan tidak berkasut.”
Yesaya 20:2
“Telanjang. Lihat pada 1 Sam. 19:24. Kata ‘arom’, ‘telanjang’, bisa berarti telanjang bulat atau hanya setengah berpakaian. Di sini, seperti dalam Yes. 58:7; Yeh. 18:7, 16; Mi. 1:8, arti terakhir ditunjukkan. Yesaya menanggalkan pakaian luarnya dan hanya mengenakan pakaian dalam, sebuah praktik yang umum di Timur bahkan saat ini, khususnya di kalangan pekerja. Tindakan itu menandakan penghinaan, kekurangan, dan rasa malu.” (Nichol, Francis D.: SDA BC Is 20:3)
“Yesaya diperintahkan untuk tampil tanpa pakaian luar selama tiga tahun selaku sebuah tanda atau perumpamaan tentang apa yang akan terjadi pada Mesir dan Etiopia ketika Asyur menawan mereka. Pesan ini bertujuan memperingatkan Yehuda untuk tidak mengandalkan persekutuan dengan Mesir, tetapi sebaliknya memandang kepada Tuhan Allah mereka.” (Full Life)
Saat kita mengatakan mengasihi Tuhan, marilah kita turuti perintah-Nya.
“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,”
1 Yohanes 5:3
Selamat pagi dan Tuhan memberkati kita semua. Amin