Perenungan saya pribadi setelah membaca Mazmur pasal 8 ini, saya langsung terkesan dengan ayat 5, “apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mazmur 8:5)
Dan akhirnya saya pun bertanya “Siapakah saya?”
Saya hanyalah debu tanah yang dibentuk oleh Allah dengan cara-Nya dan diberikan nafas kehidupan sehingga menjadi makhluk hidup. Saya bukan siapa-siapa. Tetapi mengapa sering kali saya merasa diri ini hebat? Mengapa saya sering merasa sombong dengan keahlian dan kemampuan yang saya miliki?
Walaupun saya hanyalah debu tanah dan diberi nafas kehidupan, tetapi saya merasakan bahwa Allah begitu mengasihi saya. Ia mengingat saya. Ia memberikan banyak hal bagi kita, bahkan Ia memberikan nyawa anak-Nya yang tunggal untuk kita agar kita bisa memperoleh hidup yang kekal.
Siapakah saya? Mengapa saya begitu sombong? Mengapa saya begitu tidak tahu berterima kasih? Allah sudah begitu baik dalam kehidupanku. Apa yang bisa kubalas? Apa yang bisa kulakukan?
Saat saya merenungkan dan mempertanyakan apa yang harus saya lakukan, saya hanya mendapat satu jawaban, yaitu menyenangkan hati TUHAN dengan melakukan apa yang Ia sukai dan menjauhi apa yang Ia tidak sukai.
Sering kali saya menyakiti hati TUHAN daripada menyenangkan hati-Nya. Ketika saya tahu bahwa Ia ingin agar kita memiliki waktu untuk Dia di dalam doa dan membaca firman-Nya, tetapi saya memilih menggunakan waktu untuk yang lain.
Sering kali saya menyakiti hati TUHAN daripada menyenangkan hati-Nya. Ketika saya tahu bahwa Ia suka kita jujur, tetapi sering kali saya berdusta.
Ada begitu banyak hal yang saya lakukan yang menyakiti hati Tuhan. Oh, Tuhan, ampunilah saya dan bantulah hambamu agar bisa selalu menyenangkan hati Tuhan.
Kiranya perenungan hari ini boleh mengingatkan kita semua untuk bisa menyenangkan hati TUHAN.