Pertanyaan kemarin, “Bagaimana kita tahu kecacatan yang ada dalam diri?”
Mari kita simak renungan pagi hari ini.
Saat kita akan bertemu dengan rekan kerja atau berangkat kerja maupun saat kita akan pergi jalan-jalan, apa yang akan kita lakukan agar untuk memastikan bahwa tidak ada noda pada wajah atau pakaian yang kita gunakan?
Tentu saja kita akan melihat cermin, bukan? Karena dengan bercermin, maka kita bisa melihat apa yang kurang pas atau yang harus dibenarkan dari diri kita agar saat kita keluar rumah atau bertemu dengan orang lain maka kita sudah tampil dengan baik.
Begitu juga dengan tabiat kita. Jika kita ingin tahu kecacatan dari tabiat kita, maka kita perlu melihat cermin. Cermin seperti apakah yang bisa menunjukkan kecacatan kita?
Yakobus mencatat, “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.” (Yakobus 1:23-25)
Jadi, agar kita bisa tahu kecacatan diri kita, maka berkacalah pada firman Tuhan, lihatlah pada hukum Tuhan yang sempurna itu untuk melihat apakah masih ada kecacatan dalam tabiat kita.
Oleh karena itu, marilah kita hari ini mulai sungguh-sungguh membaca firman Tuhan agar kita bisa melihat tabiat mana saja yang harus kita perbaiki agar bisa serupa dengan karakter Kristus.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.