Ada seorang ayah yang dalam pekerjaannya sering dikirim oleh perusahaan ke luar negeri seperti ke negara-negara yang sangat indah di Eropa, kota-kota yang sangat maju di Cina, dan yang lainnya. Selain itu, penerbangannya juga menggunakan pesawat yang bagus, terkadang business bahkan first class.
Biasanya setelah menyelesaikan pekerjaannya, ada beberapa hari yang digunakannya untuk berjalan-jalan mengelilingi dan menikmati suasana baru di kota tersebut. Foto-foto yang dibagikan juga tak kalah indah dan menarik.
Tetapi saat orang lain merespons, “Wah senang sekali ya, bekerja sambil jalan-jalan!” ayah itu menjawab, “Ya, memang bagus, tetapi saya disana dikirim oleh perusahaan sendiri. Istri dan anak-anak ada di rumah. Jadi walaupun bagus, hati saya selalu tetap ingin pulang ke rumah.”
Kisah ini mengingatkan kita akan sebuah kutipan yang berbunyi, “Yesus tidak memikirkan surga sebagai sebuah tempat yang Ia rindukan sementara kita masih terhilang” (The Desire of Ages 416.3)
Sungguh kasih yang luar biasa ajaib!
Seperti ayah yang lebih memilih untuk pulang ke rumah bersama dengan keluarganya dibandingkan menghabiskan waktu di negara dan kota yang sangat indah, begitu juga Yesus lebih rindu untuk bersama dengan kita di dunia yang penuh dengan dosa ini daripada menetap di surga dan membiarkan kita binasa.
Dan karena begitu besar dan tak terduga kasih-Nya, Ia menghabiskan lebih dari 30 tahun untuk hidup bersama dengan umat-umat yang berdosa, bahkan mengambil posisi kita yang seharusnya binasa.
Dan setelah Ia meninggalkan bumi untuk naik ke surga, Ia pun berjanji, “Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yohanes 14:2-3).
Tidak hanya itu, Yesus juga telah mengubah kewarganegaraan kita. Filipi 3:20 katakan, “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.” Kita tidak perlu repot-repot pergi ke kantor kedutaan untuk mengurus semua ini. Secara rohani, keselamatan ini benar-benar 100% karena karunia Tuhan, tidak sedikitpun jasa kita yang dapat membuat kita selamat.
Seperti ayah yang tidak dapat jauh dari keluarganya, kasih Yesus bagi kita juga begitu besar dan ajaib sehingga Ia telah menyediakan jalan supaya kita tidak lagi berpisah dari-Nya.
Mari sekarang kita renungkan, Yesus telah melakukan segala-galanya bagi kita, apa jawaban kita kepada-Nya? Maukah kita menerima pengorbanan dan pemberian-Nya yang sungguh luar biasa ini?
Dan jika kita mau untuk hidup bersama dengan-Nya selamanya, di tempat tinggal yang telah Ia sediakan, sudahkah kita melatih hidup kita di dunia ini untuk hidup seperti di surga? Dan sudahkah kita memiliki kebiasaan-kebiasaan surgawi? Apakah cara berpikir, makanan, rekreasi, dan semua yang kita lakukan sudah seturut dengan kehendak-Nya?
Tuhan tidak hanya menyediakan tempat tinggal, tetapi Ia juga rindu untuk membantu kita selama proses kita menuju ke tempat itu. Datanglah pada-Nya melalui doa dan firman-Nya, mintalah pertolongan dari-Nya, dan terimalah janji yang indah itu.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.