“Setelah Yunus dimuntahkan ke darat oleh ikan, Sekali lagi hamba Tuhan itu ditugaskan memberi amaran kepada Niniwe. ‘Datanglah Firman Tuhan kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian, Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.’ Kali ini ia tidak bertanya-tanya atau ragu-ragu lagi, tetapi menurut dengan tidak bimbang. ‘Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan Firman Allah.’ (Yunus 3:1-3).” {PK 269.7}
Prophets and Kings 269.7
Yunus menjadi seorang yang menurut akan tugas yang Tuhan berikan kepadanya. Yunus memiliki kesempatan untuk tidak menuruti Tuhan lagi, namun ia telah belajar dari akibat ia pergi jauh dari hadapan Tuhan dahulu.
Mengapa Alkitab mencatat kisah Yunus yang melarikan diri dari Tuhan? Mengapa Alkitab tidak mencatat yang baik-baik saja?
Karena seringkali kita seperti Yunus, kita harus merasakan akibatnya dahulu baru kita menurut.
Padahal Alkitab mengatakan bahwa “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16)
Artinya kita tidak perlu merasakan lebih dahulu, tetapi kita sudah bisa belajar dari pengalaman dari orang-orang yang ditulis di Alkitab.
Dan juga dikatakan bahwa “… segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” (Roma 15:4)
Jadi semuanya ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita.
Oleh karena itu, kita patut bersyukur karena Tuhan itu baik. Ia memberikan banyak contoh di Alkitab agar kita bisa meniru yang baik dan meninggalkan yang tidak baik.
Dan hari ini kita juga belajar bahwa saat Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita yang kedua, jangan sia-siakan! Ambillah kesempatan untuk menjadi bagian dalam pelayanan Kristus.
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.