Alkitab adalah buku yang sangat luar biasa. Alkitab memiliki segala jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dan mengajarkan kita berbagai hal termasuk cara menyanyi yang baik, terutama nyanyian pujian kita untuk Tuhan.
1 Korintus 14:15 mengatakan, “Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”
Pertama, kita dapat belajar bahwa menyanyi adalah sama dengan berdoa. Mari kita ingat-ingat bagaimana kita berdoa.
1. Fokus. Hampir semua dari kita menutup mata saat berdoa dan hal ini kita lakukan supaya pikiran kita tidak teralihkan dengan hal-hal yang ada di sekitar dan bisa fokus untuk berdoa.
2. Posisi yang baik. Ada beberapa posisi yang kita ambil saat berdoa, misalnya berdiri, duduk dengan baik, bahkan berlutut. Apapun posisi yang kita ambil biasanya kita selalu berusaha memposisikan diri kita dengan baik karena kita tahu bahwa kita mau menghadap Tuhan.
3. Semua turut berdoa. Saat dilayangkan doa bersama, biasanya dipimpin oleh satu orang saja tetapi yang lain turut berdoa. Bahkan jika ada yang terlambat dan datang saat doa dilayangkan, biasanya akan langsung mengambil posisi, hening, dan turut berdoa.
4. Mengetahui apa yang didoakan. Dalam doa pribadi kita pasti tahu apa yang kita doakan karena kita sendiri yang melayangkan doa tersebut. Dalam doa bersama di suasana yang hening kita juga tahu dan mengikuti doa yang sedang diucapkan karena kita dapat mendengar apa yang diucapkan pemimpin doa.
Dari empat hal di atas, marilah kita praktekkan ini di dalam nyanyian pujian kita kepada Tuhan, yaitu (1) fokus dari awal hingga nyanyian selesai, (2) memiliki posisi yang baik seperti duduk dengan tegak, berdiri dengan baik, (3) saat pujian jemaat marilah semua dari kita turut menyanyi, dan (4) mengetahui lirik yang dinyanyikan sehingga kita dapat mengetahui pujian apa yang sedang kita lantunkan.
Kedua, menyanyi dengan roh yang artinya “di dalam keadaan yang bersukacita” (The SDA Bible Commentary Vol. 6, page 789).
Kita bersukacita karena lirik yang ada di dalam lagu-lagu pujian kita membawa pengharapan, memberikan kekuatan, menyatakan kasih Allah, dan lainnya. Bukankah kita bersukacita atas itu? Ekspresikanlah dalam nyanyian kita.
Ketiga, menyanyi dengan akal budi kita menyanyi dengan segala pikiran kita, bukan asal membuka mulut tetapi pikiran kita kosong atau memikirkan hal yang lainnya. Dan dengan demikian ada baiknya kita menyanyikan pujian kita di dalam bahasa yang kita mengerti sehingga kita dapat benar-benar menghayati setiap lirik yang ada.
Marilah kita selalu “memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku” (Mazmur 34:2) dan “senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya” (Ibrani 13:15).
Selamat pagi dan Tuhan memberkati.