Shalom, selamat hari Sabat.
“Banyak yang hidup dalam pelanggaran akan hukum kesehatan dan tidak mau tahu akan hubungan antara kebiasaan makan, minum, dan bekerja untuk menopang kesehatan mereka. Mereka tidak akan sadar akan keadaan mereka yang sesungguhnya sampai tubuh protes melawan penyalahgunaan yang membuatnya menderita, melalui rasa nyeri dan sakit.“
Mind, Character, and Personality, Vol. 2, 510.3
Melalui kutipan di atas kita bisa melihat bahwa rasa sakit adalah protes yang dilakukan oleh tubuh karena kita sedang tidak menjaga kesehatan dengan baik. Sebagai contohnya, ketika kita minum es dengan pemanis buatan, maka biasanya kita akan batuk-batuk dan merasakan gatal pada tenggorokan.
Nah, batuk dan sensasi gatal itu adalah suatu bentuk protes dari tubuh agar kita tidak mengonsumsi es berpemanis buatan tadi.
Sungguh hebat ya Tuhan yang menciptakan tubuh manusia. Karena Tuhan telah memperlengkapi kita dengan mekanisme “sinyal” agar kita tidak semakin bertambah sakit. Bisa anda bayangkan jika tidak ada sinyal atau penyakit, mungkin anda bisa meninggal tiba-tiba tanpa ada “pemberitahuan” terlebih dahulu dari tubuh.
Dari sini kita bisa belajar bahkan, ketika kita sudah sakit karena melanggar hukum kesehatan, Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk sembuh melalui mekanisme sinyal dari tubuh. Demikian juga ketika kita berdosa, Tuhan mungkin tidak langsung menghukum kita, namun masih memberikan kesempatan untuk bertobat karena panjang sabar Tuhan.
Pertanyaannya adalah “. . . apakah engkau menganggap remeh kekayaan kebaikan dan kelapangan hati serta kesabaran-Nya dengan tidak menyadari bahwa kebaikan Elohim menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4 ILT3)
Mari bertobat selama masih ada kesempatan.
Kiranya renungan ini boleh menjadi berkat bagi kita semua dan kita selalu dalam keadaan yang sehat.
Selamat hari Sabat dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.