Seri Ketika Sedang Sakit

Ketika Sedang Sakit (Bagian 12) – Puasa (Bagian 2) – Autofagi

Shalom, selamat hari Sabat.

Pernahkah anda mendengar istilah “autofagi”? Autofagi terdiri dari dua kata, “auto” dan “fagi” yang berarti “memakan diri sendiri”. Apakah istilah itu terdengar aneh? Lalu apa sesungguhnya autofagi itu?

Fenomena autofagi pertama kali ditemukan oleh ahli biologi sel dari Jepang bernama Yoshinori Ohsumi. Autofagi adalah respon alami ketika tubuh tidak memperoleh makanan dalam jangka waktu tertentu. Autofagi memungkinkan tubuh untuk mendaur ulang setiap komponen sel yang sudah rusak dan membuatnya menjadi sel baru yang sehat. 

Autofagi ini hanya dapat diaktifkan ketika tubuh tidak memperoleh nutrisi makro melalui makanan (terutama protein) dalam jangka waktu tertentu. Dan sudah jelas ini hanya bisa dicapai dengan berpuasa. 

Dalam kondisi lapar tubuh secara otomatis akan bekerja secara efisien untuk bertahan hidup. Biasanya tubuh akan menggunakan nutrisi yang diperoleh dari makanan untuk meregenerasi sel-selnya. Namun dalam fenomena autofagi, karena tubuh tidak mendapat asupan nutrisi dari makanan, maka tubuh “terpaksa” mendaur ulang sel-selnya yang rusak agar dapat dibongkar menjadi komponen-komponen dan dibentuk kembali menjadi sel baru yang sehat. Artinya sel-sel rusak yang tadinya sampah dalam tubuh dapat dirubah menjadi sel yang baru kembali. Terdengar hebat, bukan? 

Itu sama seperti anda memiliki barang-barang bekas di gudang dan barang tersebut di daur ulang kembali, sehingga barang yang tadinya sampah menjadi barang yang bernilai kembali.

Lalu apa yang mesti kita lakukan untuk dapat mengaktifkan respon autofagi dalam tubuh? Kita akan membahasnya pada renungan kita berikutnya.

Hari ini kembali lagi kita melihat kebaikan Tuhan di dalam tubuh manusia. Bahwa sel yang rusak sekalipun ternyata masih bisa diperbaiki melalui proses autofagi. Demikian juga diri kita yang berdosa ini. Walau kita sudah rusak karena dosa, Tuhan berjanji akan membersihkan kita dari segala dosa kita.

Karena “. . . Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18)

Kiranya renungan ini boleh menjadi berkat bagi kita semua dan kita selalu dalam keadaan yang sehat.

Selamat hari Sabat dan Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Grow

Recent Posts

Perenungan 2 Samuel 14 – Kasih Allah

Kemarin kita tahu kisahnya bahwa Absalom berpisah dengan Daud. “Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa…

2 days ago

Perenungan 2 Samuel 13 – Jangan Dibiarkan

Kejahatan yang dilakukan Amnon akhirnya mendatangkan malapetaka, yaitu Absalom mengadakan pembalasan kepada Amnon dengan cara…

3 days ago

Perenungan 2 Samuel 12 – Teguran

Baca kisahnya secara keseluruhan dan tentunya ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah…

4 days ago

Seri Lagu Anak – Naik Ke Atas Gunung

Mari kita memuji nama Tuhan melalui nyanyian. 🍒 LIRIK LAGU Seri Lagu Anak – Naik…

5 days ago

Liver (Bagian 12) – Cairan Empedu (Bagian 4) – Membantu Tiroid

Shalom, selamat hari Sabat. Pernahkah Anda mendengar istilah "Tiroid"? Tiroid adalah kelenjar yang berbentuk seperti…

6 days ago

Perenungan 2 Samuel 11 – Tidak Peka

Kisah pada pasal ini adalah salah satu kisah yang sering dikhotbahkan. Ini adalah kisah tentang…

7 days ago